Welcome!!

Selamat Datang Di Blogku!! Datangi terus Blogku, dan dapatkan tips-tips dariku..

Selasa, 29 November 2011

Lagu Untuk Bunda ( By Ulfa ) Copas Nih!!!

Bundaku cuek. Galak. Tidak perhatian. Aku kesal, tidak dipedulikannya. Aku senang, hanya disenyumi lalu dia kabur. ADA APA DENGANMU BUNDAAA?!

Aku mahir main piano, biola, serta drum. Aku juga suka membuat puisi dan cerpen. Sudah lebih dari 2 lemari jumlah pialaku. Bunda senang menatapnya, tapi tidak mau denganku. Maunya sendirian, dengan tatapan dingin dan kelamnya. Kalau situasinya seperti itu, aku lebih memilih masuk kamar untuk belajar, membuat cerita atau puisi, dan berlatih piano dan biola.
Penasaran dengan namaku? Namaku adalah Ulfa Shofiati. Ehh bukan, itu sih nama penulisnya. Hehehe, namaku Al-Nissa Rainsya. Panggil saja aku Alin. Kelas 1 SMP dan statusku masih single. Hahaha... aku akan diperbolehkan pacaran kalau aku mendapat juara satu lomba piano. Tapi, aku lebih memikirkan bagaimana caranya, bukan hadiahnya.

Ayahku sudah lama pergi, bercerai dengan Bunda. Aku berpikir mungkin, Bunda masih cinta pada Ayah namun ditinggalkan. Tapi tampaknya justru sebaliknya. Ayah masih cinta pada Bunda namun dengan bodohnya Ayah meninggalkan Bunda demi selingkuhannya yang tengah hamil. Karena itulah, Bunda sering menangis malam-malam di lantai atap dan kembali ke meja makan dengan mata sembap.

"Alin, perlombaannya kan seminggu lagi. Bunda usul kamu berhenti main biola dulu, fokus ke piano. Awas kalau Bunda dengar kamu main biola". Bunda memberikanku nasihat di mobil, yang dikemudikan oleh supirnya Bunda. Mengancam, tidak pernah diabaikan dalam menasihatiku. "Siap Bunda. Aku akan laksanakan semua perintah Bunda" kataku. Bunda tersenyum tipis dan dingin lalu kembali melihat  ke depan, beruntung karena Bunda duduk di depan. Aku melihat keluar, yang sebenarnya hatiku sudah menangis sedih. Kapan Bunda berubah?

Dua hari sebelum perlombaan...
Aku membawa biola diam-diam ke sekolah. Di sekolah, jam istirahat, aku beraksi di panggung kantin. Bermain biola, dibayar Rp. 40.000 sekali main. Aku lupa hari ini ada panggilan orangtua, rapat apa gitu aku benar-benar lupa. Ketahuan, lalu aku diomeli. "Alin! Bunda kan sudah bilang jangan latihan biola, fokus ke pianomu! ...". Aku diomeli sambil dijewer. Aku dijadikan 'anak laki-laki'. Aku tidak merasa sakit di telingaku, tapi sakit di hatiku. Kenapa Bunda begini lagi? Akhirnya, di depan umum, biolaku dibanting dan diinjak-injak oleh Bunda. Bunda pergi sambil memberi senyum kecewa. Aku berusaha untuk tidak menangis, tapi ada akhirnya aku menangis.

Sehari sebelum perlombaan...
Aku berlatih piano klasik diawasi Bunda. Dengan penontonnya yaitu Bunda, supir Bunda (Mang Surya), tukang kebun (Pak Setro), pembantuku sejak kecil (Bik Idha), anaknya Bik Idha (Arisha, sahabatku di rumah, seumuran soalnya) dan pembantu setia Bunda (Mbak Utik). Aku naik ke tempat pianoku berada dengan baju yang disiapkan Bunda, membungkuk hormat, lalu bermain. Semua bertepuk tangan. Aku kembali membungkuk dan mengulangi itu sampai Bunda merasa puas.

Di hari perlombaan...
Aku membawa biola baruku saat tengah malam. Dan catatan not balok biola dan pianoku. Tapi kedua itu kupersembahkan untuk Bunda seusai aku tampil. Dan, secara kebetulan, aku mendapat giliran terakhir, aku bisa berlatih piano sebentar dan berlatih biola di toilet. Aku memainkan lagu Fur Elise, Little Fairy Tale. Untuk Bunda, aku memainkan piano dengan lagu "Bunda" karyaku sendiri. Biola dengan judul "Moon", tetapi aku tambahkan liriknya.

Seusai aku bermain, aku mulai berkata. "Para Hadirin yang sangat saya hormati, saya ingin mempersembahkan dua buah lagu untuk Bunda saya yang tercinta, dengan piano yang berjudul 'Bunda' karya saya sendiri"

Lirik lagu (piano) :

Bunda... oh Bundaku Sayang
Kini aku sudah besar dan bersamamu
Karena cintamu selalu bersamaku
Hingga ku tak dapat jauh darimu

Aku cinta kau, Bunda
Aku sayang kau, Bunda
Kuingin bersama Bunda
Karena diriku sayang Bunda

Lirik lagu (biola) :

Bunda aku sudah dewasa
Aku tak mau pisah darimu
Meski waktunya tiba
Karena cinta kita selalu bersama

Bunda Bunda Bunda
Cintaku selalu padamu Bunda
Bunda Bunda Bunda
Hanya Bunda yang kucinta

Aku tidak melihat Bunda di kursi yang sudah aku pesan. Tetapi seorang wanita yang duduk di belakang memelukku haru. Beliau Bundaku... ternyata beliau datang tapi sengaja tidak duduk di kursi yang ku pesan. Dia berkata "Bunda selalu sayang kamu Nak, Bunda dingin begitu karena Bunda masih marah sama Ayah. Maaf Bunda lampiaskan ke kamu. Bunda sayang kamu Nak... Kamu anak Bunda yang paling Bunda sayang...". Aku belum pernah dipeluk lagi selama 2 tahun, kepergian Ayah yang menyebabkannya. Hangat, nyaman, dan sangat menyenangkan. Aku tidak mau melepasnya, tapi aku harus.

I love you Bunda :*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kalau butuh, Comment Pliss